Perjalanan Menuju Rapat
( Karya : Zakiyatun Ni'mah)
ㅤㅤNamun lagi-lagi ada masalah yang menghadang kami. Yakni kendaraan yang akan digunakan untuk menuju lokasi rapat kami. Hanya ada tujuh orang yang membawa kendaraan bermotor. Aku termasuk salah satu yang hampir saja tidak dapat menuju lokasi karena tidak membawa kendaraan bermotor pribadi. Lalu akhirnya aku menumpang bersama temanku yang bernama Alisha. Dan sisa dari beberapa temanku yang tidak mendapat tumpangan, dengan terpaksa harus menggunakan taksi online yang dipesan melalui ponsel milik Maya.
ㅤㅤKami yang menggunakan kendaraan pribadi pun, menunggu teman-teman kami sampai taksi yang mereka pesan. Seusai taksi pesanannya datang, kami berangkat beriringan menuju lokasi rapat kami. Suasana jalanan kala itu cukup cerah. Tidak terlalu terik sehingga membuatku nyaman untuk berkendara di siang ini. Jalanan kala itu juga cukup cukup ramai, namun tidak terlalu padat hingga menyebabkan penumpukan jalan. Entah aku yang hanya merasa, tetapi sepertinya beberapa sekolahan pun memulangkan para siswanya lebih awal. Sehingga aku kerap kali melihat beberapa anak berpakaian sekolah yang sudah lalu lalang di jalanan.
ㅤㅤDi salah satu pertigaan, tiba-tiba saja kendaraan yang aku tumpangi berhenti. Jalanan tampak tersendat di daerah ini. Namun aku yang sempat bingung, karena tidak biasanya pertigaan ini macet. Padahal ruas jalanan ini cukup lebar. Sontak aku bertanya kepada Alisha, kenapa jalanan di daerah bisa macet.
ㅤㅤ“Lis, kok daerah sini macet deh? Biasanya ngga,” ujarku. Alisha mengedikkan bahunya sebab tampaknya ia pun bingung. Di depanku, merupakan kendaraan yang dikendarai Wira dan Barasaka. Wira yang duduk di depan sembari berkendara menyembul-nyembulkan kepalanya untuk melihat masalah apa yang terjadi di depan sana. Aku yang berusaha seperti Wira pun gagal, karena pandanganku terhalang oleh mobil.
ㅤㅤTiba-tiba saja Wira turun dari motornya. Aku, Alisha, dan Barasaka pun terkejut dengan apa yang dilakukan Wira tersebut. Wira berjalan ke arah depan, menyelinap di sela-sela mobil. Suara klakson tidak henti-hentinya berbunyi. Sialnya, aku tidak dapat melihat apa yang sedang dlakukan Wira di depan sana. Arus jalan mulai bergerak. Para kendaraan dari berlawanan arah mulai melintas, juga beberapa kendaraan yang berada di hadapan kami. Wira tak kunjung balik, hingga akhirnya Barasaka mengambil alih kemudi motor milik Wira. Disaat mobil di hadapan kami melaju, aku baru dapat menangkap presensi Wira yang kini telah berada di pinggir jalan. Ia sedang menuntun jalan seorang penjual kerupuk tunanetra yang baru saja menyebrang jalan.
ㅤㅤKarena keterbatasan yang dimiliki, tampaknya ia kesusahan untuk menyebrang jalan dan menyebabkan tersendatnya arus lalu lintas di area ini. Aku, Alisha, dan Barasaka ikut menepikan motor yang kami kendarai mendekati Wira. Bisa dibilang Wira merupakan seseorang yang terkadang terkenal jahil dan suka asal-asalan. Namun nyatanya ia memiliki hati yang sangat mulia. Ia dengan sigap membantu seseorang yang tengah kesusahan dengan berbagai upaya terbaik yang dapat ia lakukan. Sang penjual kerupuk menepuk pundak Wira pelan, “Terima kasih, Nak. Kamu anak yang baik,”
Hi Kak,
BalasHapusPerkenalkan saya merlyn dari situs hl8 ingin mengajak anda untuk berkerjasama dengan kami perihal affiliasi hl8 disini anda bisa mendapatkan komisi sebesar 40% setiap bulannnya dari member yang anda bawa ke website kami.
apabila anda tertarik silahkan hubungi kami di affiliate@hl8asia.com
Terima kasih,
Merlyn